Akhir-akhir ini, saya merasa dunia sudah
tak lagi normal. Pengaruh teknologi terhadap hidup sangat besar, hingga
membuat semua orang yang saya lihat serasa menjadi tak waras dan tak
punya adab lagi. Teknologi komunikasi terutama. Akibat berkembang
pesatnya teknologi komunikasi, manusia banyak yang berubah menjadi tak
beradab.
Di chanel televisi misalnya, saya menganggap banyak channel TV yang bingung mengorbitkan artisnya. Indosiar contohnya, membuat berbagai tayangan reality show yang sangat membosankan. Entah itu bertajuk duet maut, mamamia, atau apapun yang melibatkan artis dan orang tuanya. Artis-artis yang bukan ahli di bidang menyanyi dipaksa untuk berjoget dangdut, setiap malam, dari pukul 19.00 hingga sekitar pukul 22.00. Hal ini diperparah oleh penampilan orang tua artis berjoget dangdut, leak leok sana sini. Saya merasa ada eksplotiasi manusia dalam acara ini. Orang tua yang mestinya memberi contoh yang baik malah menjadi rada’-rada’ gila. Mungkin demi ketenaran sang anak.
Yang paling lucu lagi ketika artis
jebolan AFI diharuskan untuk bernyanyi dangdut bersama artis lain yang
juga tidak berasal dari dunia dangdut. Halah … cape’ saya ngeliatnya ;(
Sebenarnya lebih kasihan pada adek-adek
kecil saya yang mestinya disuguhi oleh tontonan yang menuntun moral.
Bukan justru tontonan yang begini. Tapi ketika saya memberi warning
kepada kakak-kakak saya terhadap ancaman tontonan di televisi, malah ia
berkata : Lha semua chanel menyuguhi begituan, mau nonton chanel mana
lagi? Ups, …
Lain lagi halnya dengan handphone. Dosen
saya pernah bilang, sekarang dengan seenaknya orang meninggalkan teman
pembicaraan tanpa izin untuk menerima telepon. Bahkan dalam rapat-rapat
penting pun selalu ada gangguan dari teknologi ini.
Handphone mengurangi adab kita. Katanya kala itu.
Handphone mengurangi adab kita. Katanya kala itu.
Di kelas-kelas kuliah pun demikian
adanya. Saya sudah bosan dengan teman-teman yang selalu saja tidak
mengaktivkan HaPenya dalam modus bisu ketika kuliah berlangsung.
Mestinya jika ia merasa mempunyai hak
untuk menerima SMS atau telepon di tengah perkuliahan, tolong juga
hargai hak kami untuk dapat menerima kuliah dengan tenang tanpa gangguan
bunyi tone yang sangat berisik.
Halah … saya cuma berharap semoga ada kebijakan dari diri kita masing-masing untuk memanfaatkan teknologi secara lebih bijak.
Semoga kita tidak menjadi korban teknologi, mengorbankan adab dan etika karena teknologi.
Semoga kita tidak menjadi korban teknologi, mengorbankan adab dan etika karena teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar