PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan kegiatan pemerintahan atau dikenal akuntansi sektor publik
dan organisasi non-laba terus meningkat sejalan dengan perkembangan kegiatan
pembangunan, globalisasi dan era informasi. Dalam melaksanakan kegiatan yang
semakin rumit, informasi memegang peranan semakin penting. Salah satu
informasi yang dibutuhkan adalah informasi akuntansi sektor publik, baik
untuk tujuan pertanggungjawaban maupun manajerial.
Sebagai mahasiswa jurusan akuntansi, informasi mengenai akuntansi
sektor publik sangatlah penting. Oleh karena itu penulis berusaha menyajikan
informasi mengenai akuntansi sektor publik dalam bentuk makalah yang berjudul
“Siklus Akuntansi Sektor Publik”.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan
dibahas tentang Siklus Akuntansi Sektor Publik. Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan
masalah dengan ruang lingkup hanya sebatas tentang pengertian dan
ruang lingkup akuntansi sektor publik, tujuan akuntansi sektor publik,
privatisasi dan otonomi daerah.
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan
ini adalah agar para pembaca mendapatkan pengetahuan mengenai
pengertian dan ruang lingkup akuntansi sektor publik, sifat dan
karakteristik, tujuan dan perkembangan akuntansi sektor publik, akuntabilitas
publik, privatisasi serta otonomi daerah. Selain itu makalah ini bisa dijadikan alternatif bacaan bagi mahasiswa.
Pada hakikatnya, orang belum dapat dikatakan paham
dalam penyusunan laporan keuangan jika belum memahami siklus akuntansi.
Kenapa? Akuntansi, pada dasarnya, merupakan suatu proses pengolahan informasi
yang menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi, yang salah satu
bentuknya adalah laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses
akuntansi, yaitu aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk
disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar-ikhtisar lainnya yang
dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam mengambil keputusan.
Penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
dipertanggung-jelaskan serta dapat diterima secara
umum, didasari pada prinsip akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode,
serta teknik-teknik yang tercakup dalam ruang lingkup akuntansi. Aturan
penyusunan suatu laporan keuangan dapat disebut sebagai siklus akuntansi.
|
“…..Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi
keuangan, peringkasannya, dan pelaporan keuangan….”
|
|
Siklus
akuntansi merupakan suatu proses penyediaan laporan keuangan organisasi suatu
periode akuntansi tertentu. Siklus akuntansi terbagi menjadi
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan selama periode tersebut, bersumber dari
transaksi atau kejadian selanjutnya dimulailah siklus akuntansi mulai dari
penjurnalan transaksi atau kejadian, pemindahbukuan ke dalam buku besar, dan
penyiapan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir
periode termasuk mempersiapkan akun untuk mencatat transaksi-transaksi pada
periode selanjutnya. Banyaknya langkah yang harus dilakukan pada akhir
periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan
dilakukan pada bagian akhir. Walaupun demikian, pencatatan dan pemindahbukuan
selama periode tersebut membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan
pekerjaan di akhir periode.
Sekali lagi siklus akuntansi merupakan serangkaian
prosedur kegiatan akuntansi dalam suatu periode, mulai dari pencatatan
transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan keuangan dan penutupan
pembukuan secara keseluruhan, dan siap untuk pencatatan transaksi periode
selanjutnya. Alur proses
siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap-tahap dalam Siklus Akuntansi
Teknik
akuntansi di organisasi sektor publik diaplikasikan dalam berbagai ragam
dikarenakan adanya berbagai kepentingan dan kebutuhan di masing-masing
organisasi yang berdampak kepada tumbuhnya beragam teknik pengukuran dan
basis akuntansi yang digunakan. Secara umum siklus akuntansi dapat digambarkan sebagai
berikut.
Urutan
perancangan komponen siklus akuntansi meliputi:
Urutan siklus
akuntansi menunjukkan posisi strategis dari chart of account (bagan
perkiraan/daftar akun). Untuk dapat menyediakan data, setiap transaksi perlu
diklasifikasikan, diringkas, dan kemudian disajikan dalam bentuk laporan.
Mulai dari kegiatan pencatatan sampai dengan penyajian disebut proses
akuntansi yang terdiri dari beberapa kegiatan sebagai berikut:
Pencatatan dan
Penggolongan
|
Bukti-bukti
pembukuan dicatat dalam buku jurnal. Transaksi-transaksi yang sama yang
sering terjadi dicatat dalam buku jurnal khusus.
|
Peringkasan/
pengikhtisaran
|
Transaksi-transaksi yang sudah
dicatat dan digolongkan dalam buku jurnal, setiap bulan atau periode
tertentu diringkas dan dibukukan dalam rekening-rekening buku besar.
|
Penyajian/
Pelaporan
|
Data akuntansi yang tercatat
dalam rekening-rekening buku besar akan disajikan dalam bentuk laporan
keuangan yaitu neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas dan
laporan perubahan ekuitas. Penyerderhanaan pekerjaan penyusunan laporan keuangan
biasanya dilakukan melalui neraca lajur (kertas kerja).
|
Proses
akuntansi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Bukti-bukti pembukuan dicatat dalam buku jurnal setiap
terjadi transaksi secara kronologis. Tembusan bukti-bukti pembukuan dibukukan
ke dalam buku pembantu setiap terjadi transaksi. Setiap bulan atau periode
tertentu, buku jurnal dijumlah dan dibukukan ke akun-akun dalam buku besar.
Setiap akhir periode dari buku besar disusun laporan-laporan keuangan. Sistem
akuntansi yang baik dapat memastikan berjalannya proses penyusunan laporan keuangan,
seperti:
- Bukti-bukti pembukuan, yang
merupakan catatan pertama dari setiap transaksi dan digunakan sebagai
dasar pencatatan dalam buku jurnal.
- Buku-buku jurnal, sering
disebut dengan buku catatan pertama, merupakan buku yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi sesuai dengan tanggal terjadinya
(kronologis), dan sumber pencatatannya berasal dari bukti-bukti
pembukuan. Apabila suatu transaksi yang sama sering terjadi, biasanya
dibuatkan buku jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat suatu jenis
transaksi tertentu seperti jurnal pengeluaran kas, dan lain-lain.
Akun-akun,
buku besar, dan catatan yang ada dalam buku jurnal akan dipindahkan ke dalam
akun-akun yang sesuai. Akun-akun ini disusun dalam format yang akan
memudahkan penyusunan laporan keuangan. Kumpulan dari akun-akun ini disebut
sebagai buku besar. Akun-akun dalam buku besar ini bisa diklasifikasikan
menjadi kelompok akun riil, nominal, dan campuran.
Akun riil adalah akun-akun aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang merupakan pos-pos
neraca, sehingga akun-akun riil itu merupakan akun-akun neraca. Akun nominal
adalah akun-akun pendapatan, biaya, dan surplus/defisit yang merupakan
pos-pos dalam laporan surplus/defisit, sehingga akun-akun nominal itu
merupakan akun surplus/defisit.
Akun campuran adalah akun-akun yang saldonya mengandung unsur-unsur akun riil
dan nominal. Setiap akhir periode, akun-akun campuran ini perlu dianalisis
dan dipisahkan menjadi akun riil dan nominal. Contoh akun-akun campuran
adalah akun pembantu kantor yang didalamnya terdiri dari jumlah bahan
pembantu yang digunakan dan persediaan bahan pembantu.
Dalam
kaitannya dengan anggaran APBN maupun APBD, perencanaan manajerial, serta
proses pengawasan dalam entitas pemerintah dengan sistem akuntansi dapat
digambarkan dalam bagan alir dibawah ini. Bagan alir itu merupakan perpaduan
antara sistem pengendalian manajemen entitas pemerintah dengan sistem
akuntansinya.
|